Rabu, 05 Desember 2012

WANITA DALAM BERBAGAI MASA KEHIDUPAN

Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa, yakni masa bayi,masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan; karena itu, gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.



BAYI WANITA

Pada waktu bayi lahir cukup bulan, pembentukan genetalia interna sudah selesai; jumlah folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000 butir an tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina, dan genetalia eksterna sudak terbentuk; labia mayora biasanya menutupi labia minora, tetapi pada bayi yang prematur vagina kurang tertutup, dan labia minora lebih kelihatan.
Pada minggu pertama dan kedua kehidupan di dunia luar, bayi masih mengalami pengaruh estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh janin melalui plasenta. Karena itu, uterus bayi yang baru lahir agak lebih besar daripada uterus anak kecil. Di samping itu, estrogen itu dapat menimbulkan pembengkakan payudara pada bayi wanita maupun pria selama 10 hari pertama dari kehidupannya; kadang-kadang malahan, disertai dengan sekresi cairan seperti air susu. Selanjutnya, pada 10-15% dari bayi wanita dapat timbul perdaran per vaginam dalam minggu-minggu pertama, yang bersifat withdrawal bleeding.
Biasanya genetalia bayi wanita yang baru lahir itu basah karena sekresi cairan yang jernih. Epitel vagina relatif tebal dan pH vagina 5; setelah 2-3 minggu, epitel vagina ini menjadi tipis dan pH naik menjadi 7. Pada 1/3 dari bayi wanita, endoserviks tidak terhenti pada ostium uteri eksternum, tetapi menutupi juga sebagian dari porsio servisis uteri, sehingga terdapat apa yang dinamakan pseudoerosio kongenitalis. Setelah ± 1½ tahun, erosio ini hilang dengan sendirinya.
Pada waktu lahir perbandingan serviks dan korpus uteri 1:1 karena hipertrofi korpus; setelah pengarug estrogen tidak ada lagi, perbandingan lambat laun menjadi 2:1. Pada pubertas dengan pengaruh estrogen yang dihasilkan sendiri oleh anak, perbandingan berubah lagi, dan pada wanita dewasa menjadi 1:2.


MASA KANAK-KANAK

Yang khas dari masa kanak-kanak ini ialah bahwa perangsangan oleh hormon kelamin sangat kecil, dan memang kadar estrogen dan hormon gonadotropin sangat rendah. Karena itu, alat-alat genital dalam masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas. Asiditas vagina yang rendah memudahkan terjadinya infeksi. Apusan sekret vagina memperlihatkan sel-sel parabasal.
Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam pertumbuhan badan.
Pada masa kanak-kanak sudah nampak perbedaan antara anak pria dan anak wanita, terutama dalam tingkah lakunya; tetapi perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan. 


MASA PUBERTAS

Pubertas merupakan masa peralihan. Tidak ada bats yang tajam antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa pubertas mulai dengan awal berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur.
Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun.
Awal pubertas jelas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan. Pada abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda, yang diterangkan dengan meningkatnya kesehatanumum dan gizi.
Kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis. Apa yang primer menyebabkan mulainya pubertas belum diketahui. Yang diketahui ialah bahwa ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh hormon gonadotropin dari hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh Releasing Factor dari hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh dan walaupun folikel-folikel itu tidak sampai menjadi matang karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudahsanggup mengeluarkan estrogrn. Pada saat yang kira-kira bersamaan korteks kelenjar suprarenalmulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan dalam pertumbuhan badan.
Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak ialah pertumbuhan badan anak lebih cepat, terutama ekstremitasnya, dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan jenis kelami. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga bahwa pada wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen. Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis epifisis tulang-tulang, sehingga pertumbuhanbdan berhenti. Pengaruh estrogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia interna, genetalia eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa pubertas genetalia interna dan genetalia eksterna lambat laun tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa.
Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam alam terlindung serta aman menuju ke arah alam berdiri sendiri dan bertanggung jawab; dari alam pikiran egosentrik ke alam pikiran yang lebih matang.


MASA PRODUKSI

Masa ini merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempuan masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut.


MASA KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE

Pengertian mengenai klimakterium, menopause, dan senium berbeda-beda. Karena itu, dikemukakan dahulu definisi-definisi yang kiranya paling masuk akal.
  1. Klimakterium (Bahasa Yunani: Tangga) merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.
  2. Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Bagian klimakterium sebelum menopause disebut pramenopause dan bagian sesudah menopause disebut pascamenopause.
  3. Senium adalah masa sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatifmaupun psikis.
Klimakterium
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Kita menjumoai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir klimakterium, tetapi dapat dikatakam bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon gonedotropin naik).
Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian, lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun.
Mengenai dasarnya klimakterium dapat dikatakan, bahwa jikalau pubertas disebabkan oleh mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium terhadap rangsangan hormon itu. Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua; boleh dianggap bahwa ovarium menjadi lebih dahulu tua daripada alat-alat tubuh lainnya.
Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir ± 750.000 buah; pada waktu menopause tinggal beberapa ribu buah. Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum lambat laun terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulator.
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause, kemudian mulai menurun. Tinggi kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh berkurangnya produksi estrogen, sehingga native feedback terhadap produksi gonadotropin berkurang.
Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu, yang dapat menimbulkan gangguan-gangguan ringan atau kadang-kadang berat. Walaupun klimakterium merupakan masa perubahan, umumnya masa itu dilalui oleh wanita-wanita tanpa banyak keluhan; hanya pada sebagian kecil (25% pada wanita Eropa, agak kurang pada wanita Indonesia) ditemukan keluhan yang cukup berat yang menyebabkan wanita bersangkutan minta pertolongan dokter. Perubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda menurut waktunya klimakterium. Pada permulaan klimakterium kesuburan menurun, pada masa pramenopause terjadi kelainan perdarahan, sedangkan terutama pada masa pascamenopause terdapat gangguan vegetatif, psikis, dan organis.
Gangguan vegetatif biasanya berupa rasa panas dengan keluarnya keringat malam, dan perasaan jantung berdebar-debar. Dalam masa pascamenopause, dan seterusnya dalam senium, terjadi atrofi alat-alat genital. Ovarium menjadi kecil dan dari seberat 10-12 g pada wanita dalam masa reproduksi menjadi 4 g pada wanita berumur 60 tahun.
Uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi. Biarpun demikian, uterus masih tetap dapat bereaksi terhadap estrogen; pemberian estrogen dari luar yang diikuti dengan penghentiannya, dapat menimbulkan withdrawal bleeding. Epitel vagina juga menipis, tetapi oleh karena masih ada estroge, walaupun kurang dalam klimakterium, atrofi selaput lendir vagina belum seberapa jelas, dan apus vagina memperlihatkan gambaran campuran (spred pattern). Mamma mulai menjadi lembek dan proses ini berlangsung terus dalam senium.
Sumber estrogen dalam klimakterium selain ovarium mungkin juga glandula suprarenal; sumber utama dalam pascamenopause ialah konversi dari androstenedion.
Metabolisme sekitar menopause memperlihatkan beberapa perubahan, misalnya hiperlipemi yang mungkin merupakan salah satu faktor ke arah bertambahnya penyakit koroner pada masa ini. Pada wanita yang banyak merokok, yang diberi estrogen dan yang menderita hipertensi, kemungkinan timbulnya penyakit tersebut di atas lebih besare lagi.

Menopause
Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur lebih tua. Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada tahun 1950 pada umur yang mendekati 50 tahun. Penelitian Agoestina dalam tahun 1982 di Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita Indonesia telah mengalami menopause.
Menopause rupanya ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul; sebaliknya, makin lambat menarche terjadi, maka cepat menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang. Walaupun demikian, di negara-negara maju rupa-rupanya menarche tidak bergeser laagi ke umur yang lebih muda; tampaknya batas maksimal telah tercapai.
Menopause yang artifisial karena operasi atau radiasai umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.

Senium
Pada senium telah tercapai keadaan keseimbangan hormonal yang baru, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok dalam masa ini ialah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik, sebagai proses menjadi tua. Dalam masa senium terjadi pula osteoporosis dengan intensitas berbeda pada masig-masing wanita. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya pengaruh hormon steroid dan berkurangnya aktifitas osteoblast memegang peranan dalam hal ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar